Sahabat pembaca Info wiyata Bakti, sudah tahukah anda bahwa Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Wonosobo mencatat kekurangan guru kelas pegawai negeri sipil (PNS) untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kabupaten Wonosobo mencapai 902 guru.
Pasalnya, jumlah guru kelas PNS yang ada di lingkungan satuan pendidikan terus mengalami penurunan karena banyak yang mengalami purna tugas atau pensiun, meninggal dunia ataupun pindah domisili.
Kepala Dindikpora Wonosobo, Sigit Sukarsana melalui Kepala Bidang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PTK), Amir Nurhakim menyebutkan, jumlah SD Negeri di Kabupaten Wonosobo saat ini mencapai 468 sekolah. Dari 468 sekolah tersebut, terdapat 3.016 rombongan belajar atau kelas. ‘’Harusnya jumlah guru kelas PNS pada SD Negeri di Kabupaten Wonosobo mencapai 3.016 guru, tetapi baru ada 2.114 guru, kurangnya 902 guru,’’ungkapnya, kemarin.
Namun, kata dia, data tersebut belum sepenuhnya pasti. Pihaknya masih menunggu data terbaru jumlah rombongan belajar yang akan dilakukan ratusan sekolah tersebut pada tahun ajaran 2017-2018. ‘’Data kekurangan guru kelas PNS ini merupakan rekapan kami pada Januari 2017. Untuk jumlah pasti kekurangan gurunya, tentu kami menunggu jumlah total rombongan belajar pada tahun ajaran baru ini,’’jelas dia.
Lebih lanjut dikatakan, kekurangan guru kelas PNS hingga mencapai 902 guru tersebut dikarenakan banyaknya guru kelas PNS purnatugas atau pensiun. Tahun ini, jumlah guru serta Kepala SD Negeri yang purnatugas 104 orang. ‘’Memang banyak sekali yang pensiun. Kalau diratarata, dalam satu bulan ada 8-9 guru PNS atau kepala sekolah melakukan pensiun,’’ terang Amir.
Dia menilai, banyaknya guru kelas PNS melakukan pensiun yang tidak diimbangi dengan adanya pengangkatan calon PNS guna mengisi kekosongan formasi tersebut, berdampak pada terjadinya kekosongan jumlah guru kelas PNS. Selain guru kelas PNS, kekurangan guru juga dialami pada mata pelajaran tertentu, seperti pendidikan agama Islam (PAI) dan olahraga.
Dilema
‘’Untuk kekurangan guru PAI jumlahnya mencapai 105 orang dan guru olahraga mencapai 10 orang,’’beber dia. Selain karena pensiun, lanjut dia, kekosongan jumlah guru di SD Negeri juga dikarenakan adanya guru yang meninggal dunia. Sepanjang 2017 ini, pihanya mencatat terdapat empat guru kelas PNS meninggal dunia. ‘’Yang meninggal ada empat, satu pindah domisili. Dengan kekosongan tersebut tentu membuat kami makin prihatin, karena di posisi yang dilema. Satu sisi banyak yang pensiun, satu sisi tidak ada pengangkatan PNS baru,’’aku dia.
Hal yang bisa dilakukan, yakni dengan memaksimalkan sumber daya manusia (SDM) yang, seperti dengan memaksimalkan peran kepala sekolah, atau dengan memaksimalkan peran tenaga wiyata bakti yang diperbantukan di sekolah terkait. ‘ ‘’Jika ada tenaga bantu dimaksimalkan, jika tidak ada yang harus memaksimalkan peran kepala sekolah. Ini juga dilematis, satu sisi terdapat larangan merekrut tenaga honorer, satu sisi sekolah butuh untuk mengisi kekosongan,’’pungkasnya.
Berita ini bersumber dari Suara Merdeka.